MAKALAH KELOMPOK
OSEANOLOGI
PENDAHULUAN
Bentos Invertebrata
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
IX
KELAS OSEANOLOGI PENDAHULUAN B
KHAERUNNISA
RESKY MARDARANTI
MUHAMMAD MULIADI
ANDRIANY
NUR AFIYAH SULAIMAN
DEWINTA NUR A
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
Tuhan semesta Alam yang atas kehendak-Nya kita dapat merasakan nikmat yang tak
terhingga di dunia ini sehingga kami menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bentos Invertebrata” ini
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran masih diperlukan untuk
pengembangannya lebih lanjut.
Makassar,
21 Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Berdasarkan kebiasaan
hidup, organisme dibedakan sebagai berikut, Plankton, terdiri atas fitoplankton dan zooplankton biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Nekton hewan yang aktif berenang
dalam air, misalnya ikan. Neuston organisme
yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan
air, misalnya serangga air. Perifiton merupakan
tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong. Bentos, hewan
dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
Bentos dalam
ekosistem laut memiliki peran yang sangat penting. Sebagian dari bentos
bersifat filter feeder dan sebagian
mengambil nutrisi dengan memakan bangkai organisme yang jatuh ke dalam dasar
lautan. Berdasarkan cara makan dan jenis makanannya, bentos dalam ekosistem
laut dapat berperan sebagai pembersih perairan dan dasar laut.
Berdasarkan
pemaparan diatas, dapat diketahui pentingnya peran bentos dalam ekosistem
perairan laut. Maka keberadaannya harus diperhitungkan sebagai salah satu biota
laut sebagai pembelajaran dasar dalam mata kuliah oseanologi pendahuluan. Pada makalah
ini, akan dibahas mengenai bentos dalam hal ini yang termasuk golongan
invetebrata atau tidak memiliki tulang belakang. Berkaitan dengan itu, akan
dibahas mengenai pengertian bentos invertebrata, contoh-contoh dari bentos,
serta bagaimana peran penting bentos tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah :
1.
Apa
yang dimaksud dengan bentos?
2.
Bagaimana
contoh macam-macam bentos invertebrata?
3.
Bagaimana
peranan fauna bentos dalam ekosistem laut?
I.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui pengertian bentos.
2.
Untuk
mengetahui contoh macam-macam bentos invertebrata.
3.
Untuk
mengetahui peranan fauna bentos dalam ekosistem laut.
BAB II
BENTOS INVERTEBRATA
II.1 Pengertian Bentos Invertebrata
Bentos adalah beragam
binatang dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan. Nama bentos diberikan
pada organisme penghuni dasar. Harus benar-benar diketahui bahwa istilah
“bentos” mencakup substrat pada garis pantai, demikian juga kedalaman terbesar
dari badan air. Seperti dapat diharapkan, kondisi untuk kehidupan akan beragam
tidak hanya pada kedalaman yang berbeda, namun juga dengan sifat fisik
substrat, keragaman demikian hanya beberapa sifat dapat diketahui.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan,
baik sesil maupun motil. Contohnya adalah gastropoda, bivalvia, dan beberapa
crustacea, serta kelompok cacing. Contoh bentos yang hidup merayap misalnya
kepiting, lobster dan udang karang lainya, Chiton, bintang laut, bintang
mengular dan lain-lain. Bentos yang hidup dengan cara membuat liang misalnya
berbagai jenis cacing dan kerang-kerangan, sedangkan yang hidup menempel
misalnya tiram, teritip, spong, anemon dan lain-lain.
Hewan
invetebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan invetebrata ini
memiliki struktur morfologi dan anatomi yang lebih sederhana dibandingkan
dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang (vetebrata), juga sistem
pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan
vetebrata.
II.2 Macam Bentos Invertebrata
Seperti yang kita ketahui, lautan memiliki sebagian
besar biota laut yang sangat beraneka ragam. Banyak fauna yang dapat ditemukan
hidup di daerah benthis di laut, mayoritas berasal dari kelompok hewan
invetebrata dari yang bersel satu sampai pada hewan multiseluler, baik yang
menetap ataupun yang bersifat motil. Kelompok besar fauna bentik tersebut
diantaranya :
A.
Foraminifera
Foraminifera merupakan hewan bersel satu
yang hidup bebas atau menempel pada organisme lain terutama alga dan lamun. Foraminifera, atau disingkat foram, adalah grup besar protista amoeboid dengan pseudopodia. Cangkang atau kerangka foraminifera
merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral.
Tubuhnya memiliki cangkang mati foraminefera yang
memberi kontribusi pada sedimen dasar dan memegang peranan penting dalam proses
pembentukan terumbu karang. Contoh spesies dari foraminefera ini adalah Marginopora vetebralis.
B.
Sponge
Sponge termasuk hewan multiseluler,
bagian luar tubuh (korteks) ditopang oleh skeleton dari bahan silica atau
karbonat, terdapat bukaan tempat masuk air dan makanan. Telah diketahui lebih
dari 10.000 sponge, dan hanya satu
famili yang terdapat hidup di air tawar. Contoh spesiesnya yaitu Aoplysina sp, Pericharax heteroraphis,
Theonella cylindrica. Spongia sp.
merupakan salah satu porifera kelas demospangia yang memiliki tubuh lunak
bahkan tidak mempunyai rangka.
Forifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti
tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, tubuh forifera seperti tabung yang
memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian
dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.
C.
Hydrozoa
Hydrozoa merupakan
hewan yang hidup berkoloni. Polip ditandai dengan adanya tentakel. Beberapa
polip termodifikasi untuk makan dan lengan dilengkapi dengan nematocyt.
Hydrozoa yang umum didapati di lingkunan daerah tropis adalah kelompok karang
api (Milipora).
Hydrozoa adalah kelas dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang
termasuk dalam filum Cnidaria. Sebagian besar hewan Hydrozoa hidup
di laut dan berkoloni. Siklus hidup sebagian besar Hydrozoa mencakup
tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual, misalnya Obelia.
Ada pula yang tetap berbentuk polip misalnya Hydra.
D.
Anemon
Anemon laut adalah hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih
jauh, anemon laut merupakan jenis hewan. Sebagian besar anemon laut memiliki sel penyengat yang berguna untuk
melindungi dirinya dari predator.
Pada umumnya anemon banyak dijumpai pada daerah terumbu
karang yang dangkal dan jarang pada daerah terumbu karang yang persentase tutupan karang batunya tinggi. Kelompok
ini umumnya hidupnya bersimbiosis dengan ikan tertentu (Clown fish–Amphiprion)
dan umumnya memiliki warna yang menarik, termasuk kelompok Antozoa, Phylum
Cnidaria.
E.
Hard Coral (Karang Batu)
Banyak jenis karang keras merupakan penyusun
utama ekosistem terumbu karang sekitar 500 spesies diketahui berasal dari
daerah Indo-Pasifik, sekitar 70 % ditemukan di daerah Australia dan Indonesia.
Kebanyakan karang baru memiliki corak warna yang indah, zooxanthellae (algae
uniselluler) hidup pada polip hewan ini dan dalam hal ini alga berfotosintesis
serta menyuplai bahan organik karbon
untuk karang tersebut. Karang yang tidak memiliki simbion xoozanthellae dikenal
sebagai kelompok ahermatipik yang sumber makanannya tergantung pada materi yang
ditangkap misalnya mikroorganisme, cacing, dll.
Identifikasi karang
kadang sulit karena bentuk pertumbuhan dan warna yang bervariasi diantara satu
spesies. Warna cenderung memudar sejalan dengan penambahan kedalaman atau
pengurangan intensitas cahaya.
F. Soft Coral (Karang Lunak)
Kelompok karang lunak ini menyerupai karang
batu (koloni polip) tetapi mereka tidak memiliki skeleton keras tapi tubuh
mereka tersusun oleh matrix dari bahan partikel kapur. Kadang terlihat seperti
sponge tetapi lebih bervariasi dari sponge. Bentuk, ukuran, dan omamenta tubuh
adalah ciri utama untuk identifikasi.
Contoh spesiesnya adalah kipas laut.
G. Cacing
Laut
Cacing laut yang umum di lingkungan daerah
tropis adalah kelompok cacing pipih (Platyhelmintes), cacing bersegmen
Polycaheta (Annelida), ribbon worm
(Phylum Nemerta) dan acorn worms
(Phylum Hemicordata).
H. Molusca
Moluska
merupakan kelompok fauna terbesar setelah serangga yang habitat utamanya berada
di dasar perairan laut. Sesuai
dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari
bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermaprodit, mempunyai sistem
pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran. Fauna ini ditandai
dengan tubuh lunak yang dilindungi cangkang yang coraknya sangat beragam,
berasal dari kelompok chitton (Polyplacopora), siput (Gastropoda), kekerangan
(Bivalvia), Cephalopoda (gurita). Moluska merupakan bagian penting dalam
ekosistem dasar perairan, bersifat herbivor, karnivor, dan detrivor, menempati
berbagai subsrat. Eksploitasi berlebihan anggota tertentu kelompok ini telah
menyebabkan penurunan populasi alami sehingga beberapa diantaranya telah
dinyatakan sebagai “endangered spesies”misalnya
jenis kima Tridacna sp., batu bulan Turbo marmoreus siput terompet, lola Trochus niloticus dll.
I. Crustacea
Mayoritas dari kelompok Crustacea ini bersifat
bentos meliputi kelompok udang-udangan, lobster dan kepiting. Crustacea
merupakan bagian penting dari ekosistem perairan. Terdapat sekitar 30.000
spesies crustacea dengan ciri utama skeleton eksternal tersusun dari bahan
dasar karbonat, serta tubuh bersegmen.
J. Lopophorata
Kelompok ini kurang diminan dibandingkan
kelompok moluska ataupun echinodermata, memiliki ciri utama tentakel yang
bervariasi. Anggota kelompok ini diantaranya Bryozoa dan Brachiopoda (misalnya
kanjapang).
K. Deuterotoma
Deuterotoma penting di lingkungan laut adalah
dari kelompok Echinodermata yang meliputi bulu babi, lili laut, bintang laut
dan teripang. Ciri utama
kelompok ini adalah memiliki tubuh simetris radial dan tonjolan-tonjolan
berduri.
II.3 Peranan Bentos
Fauna yang mendiami
dasar perairan laut secara ekologis berperan sesuai modus hidup dan posisinya
pada rantai makanan di laut. Umumnya fauna bentik merupakan konsumen dan
ketersediaan makanannya tergantung pada produsen primer di lingkungannya. Bagi
fauna yang bergerak aktif (mobile), berdasarkan
kebiasaan makan maka bentos dapat bersifat algivor (pemakan alga,
herbivor (pemakan tumbuhan) lainnya, karnivor (pemakan daging), deposit feeder
(pemakan deposit) dll. Fauna yang hidup sessil (menetap) umumnya merupakan
kelompok filter feeder atau suspension feeders yang memperoleh
makanan melalui mekanisme penyaringan makanan dari kolom air. Mekanisme
mengambil makanan dengan cara ini juga dapat dibantu modifikasi bagian tubuh
untuk tujuan tersebut misalnya dengan menggunakan tentakel.
Pemanfaatan fauna
bentik untuk kepentingan manusia bervariasi tergantung pada jenis organisme dan
produk yang bisa dihasilkan oleh organisme tersebut. Sebagian besar kelompok
moluska laut misalnya, dapat dimanfaatkan sebagai industri kancing atau
perhiasan (cangkang). Kelompok organisme yang mempunyai lapisan mutira pada
tubuhnya dapat dimanfaatkan sebagai penghasil mutiara. Selain itu, hasil
metabolik sekunder dari kelompok tertentu misalnya sponge dapat dimanfaatkan
dalam bidang farmasi dan kedokteran. Akan tetapi, tidak semua fauna bentik
menguntungkan, ada juga yang merugikan misalnya menghasilkan racun yang
berbahaya bagi organisme laut lain bahkan bisa memiliki dosis mematikan manusia
misalnya kelompok siput conus tertentu dll.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.
Bentos merupakan beragam binatang dan tumbuhan yang hidup pada
dasar perairan. Bentos invertebrata adalah organisme yang hidup di dasar perairan yang tidak
bertulang belakang.
2.
Beberapa macam jenis dari bentos invertebrata
antara lain Foraminifera, Sponge, Hydrozoa, Anemon, Hard Coral (Karang Batu), Soft
Coral (Karang Lunak), Cacing Laut, Molusca, Crustacea, Lopophorata, dan
Deuterotoma.
3.
Umumnya fauna bentik merupakan konsumen dan
ketersediaan makanannya tergantung pada produsen primer di lingkungannya.
Pemanfaatan fauna bentik untuk kepentingan manusia bervariasi tergantung pada
jenis organisme dan produk yang bisa dihasilkan oleh organisme tersebut. Fauna
bentik ada yang menguntungkan, ada juga yang merugikan.
III.2 Saran
Sebaiknya kita dapat menjaga lingkungan laut
termasuk kelestarian bentos maupun biota laut lainnya dengan cara meminimalisir
pencemaran sederhana seperti tidak membuang sampah ke laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2013. http://www.wikipedia.com/
Diakses pada 20 Mei 2014 15:21 WITA. Makassar.
Magdalena,
Litaay, dkk., 2014. Bahan Ajar Oseanologi
Pendahuluan. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Setiadi, A., 1989. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Ternala, 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
No comments:
Post a Comment