Search This Blog

Wednesday, May 21, 2014

Makalah Bentos Invertebrata

MAKALAH KELOMPOK
OSEANOLOGI PENDAHULUAN

Bentos Invertebrata

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IX
 KELAS OSEANOLOGI PENDAHULUAN B

KHAERUNNISA
RESKY MARDARANTI
MUHAMMAD MULIADI
ANDRIANY
NUR AFIYAH SULAIMAN
DEWINTA NUR A


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang atas kehendak-Nya kita dapat merasakan nikmat yang tak terhingga di dunia ini sehingga kami menyelesaikan makalah yang berjudul “Bentos Invertebrata” ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga kritik dan saran masih diperlukan untuk pengembangannya lebih lanjut.

Makassar, 21 Mei 2014

    Penulis















BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut, Plankton, terdiri atas fitoplankton dan zooplankton biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Nekton hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan. Neuston organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air. Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Bentos dalam ekosistem laut memiliki peran yang sangat penting. Sebagian dari bentos bersifat filter feeder dan sebagian mengambil nutrisi dengan memakan bangkai organisme yang jatuh ke dalam dasar lautan. Berdasarkan cara makan dan jenis makanannya, bentos dalam ekosistem laut dapat berperan sebagai pembersih perairan dan dasar laut.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui pentingnya peran bentos dalam ekosistem perairan laut. Maka keberadaannya harus diperhitungkan sebagai salah satu biota laut sebagai pembelajaran dasar dalam mata kuliah oseanologi pendahuluan. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai bentos dalam hal ini yang termasuk golongan invetebrata atau tidak memiliki tulang belakang. Berkaitan dengan itu, akan dibahas mengenai pengertian bentos invertebrata, contoh-contoh dari bentos, serta bagaimana peran penting bentos tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan bentos?
2.      Bagaimana contoh macam-macam bentos invertebrata?
3.      Bagaimana peranan fauna bentos dalam ekosistem laut?
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian bentos.
2.      Untuk mengetahui contoh macam-macam bentos invertebrata.
3.      Untuk mengetahui peranan fauna bentos dalam ekosistem laut.















BAB II
BENTOS INVERTEBRATA

II.1 Pengertian Bentos Invertebrata
Bentos adalah beragam binatang dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan. Nama bentos diberikan pada organisme penghuni dasar. Harus benar-benar diketahui bahwa istilah “bentos” mencakup substrat pada garis pantai, demikian juga kedalaman terbesar dari badan air. Seperti dapat diharapkan, kondisi untuk kehidupan akan beragam tidak hanya pada kedalaman yang berbeda, namun juga dengan sifat fisik substrat, keragaman demikian hanya beberapa sifat dapat diketahui.
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan, baik sesil maupun motil. Contohnya adalah gastropoda, bivalvia, dan beberapa crustacea, serta kelompok cacing. Contoh bentos yang hidup merayap misalnya kepiting, lobster dan udang karang lainya, Chiton, bintang laut, bintang mengular dan lain-lain. Bentos yang hidup dengan cara membuat liang misalnya berbagai jenis cacing dan kerang-kerangan, sedangkan yang hidup menempel misalnya tiram, teritip, spong, anemon dan lain-lain.
Hewan invetebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan invetebrata ini memiliki struktur morfologi dan anatomi yang lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang (vetebrata), juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vetebrata.

II.2 Macam Bentos Invertebrata
            Seperti yang kita ketahui, lautan memiliki sebagian besar biota laut yang sangat beraneka ragam. Banyak fauna yang dapat ditemukan hidup di daerah benthis di laut, mayoritas berasal dari kelompok hewan invetebrata dari yang bersel satu sampai pada hewan multiseluler, baik yang menetap ataupun yang bersifat motil. Kelompok besar fauna bentik tersebut diantaranya :
A.    Foraminifera
     Foraminifera merupakan hewan bersel satu yang hidup bebas atau menempel pada organisme lain terutama alga dan lamun. Foraminifera, atau disingkat foram, adalah grup besar protista amoeboid dengan pseudopodia. Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral.
Tubuhnya memiliki cangkang mati foraminefera yang memberi kontribusi pada sedimen dasar dan memegang peranan penting dalam proses pembentukan terumbu karang. Contoh spesies dari foraminefera ini adalah Marginopora vetebralis.
B.     Sponge
 Sponge termasuk hewan multiseluler, bagian luar tubuh (korteks) ditopang oleh skeleton dari bahan silica atau karbonat, terdapat bukaan tempat masuk air dan makanan. Telah diketahui lebih dari 10.000 sponge, dan  hanya satu famili yang terdapat hidup di air tawar. Contoh spesiesnya yaitu Aoplysina sp, Pericharax heteroraphis, Theonella cylindrica. Spongia sp. merupakan salah satu porifera kelas demospangia yang memiliki tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka.
Forifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif.
C.     Hydrozoa
 Hydrozoa merupakan hewan yang hidup berkoloni. Polip ditandai dengan adanya tentakel. Beberapa polip termodifikasi untuk makan dan lengan dilengkapi dengan nematocyt. Hydrozoa yang umum didapati di lingkunan daerah tropis adalah kelompok karang api (Milipora).
Hydrozoa adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Cnidaria. Sebagian besar hewan Hydrozoa hidup di laut dan berkoloni. Siklus hidup sebagian besar Hydrozoa mencakup tahap polip yang aseksual dan tahap medusa yang seksual, misalnya Obelia. Ada pula yang tetap berbentuk polip misalnya Hydra.
D.    Anemon
Anemon laut adalah hewan dari kelas Anthozoa yang sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemon laut merupakan jenis hewan. Sebagian besar anemon laut memiliki sel penyengat yang berguna untuk melindungi dirinya dari predator.
Pada umumnya anemon banyak dijumpai pada daerah terumbu karang yang dangkal dan jarang pada daerah terumbu karang yang persentase tutupan karang batunya tinggi. Kelompok ini umumnya hidupnya bersimbiosis dengan ikan tertentu (Clown fish–Amphiprion) dan umumnya memiliki warna yang menarik, termasuk kelompok Antozoa, Phylum Cnidaria.
E.     Hard Coral (Karang Batu)
 Banyak jenis karang keras merupakan penyusun utama ekosistem terumbu karang sekitar 500 spesies diketahui berasal dari daerah Indo-Pasifik, sekitar 70 % ditemukan di daerah Australia dan Indonesia. Kebanyakan karang baru memiliki corak warna yang indah, zooxanthellae (algae uniselluler) hidup pada polip hewan ini dan dalam hal ini alga berfotosintesis serta  menyuplai bahan organik karbon untuk karang tersebut. Karang yang tidak memiliki simbion xoozanthellae dikenal sebagai kelompok ahermatipik yang sumber makanannya tergantung pada materi yang ditangkap misalnya mikroorganisme, cacing, dll.    
Identifikasi karang kadang sulit karena bentuk pertumbuhan dan warna yang bervariasi diantara satu spesies. Warna cenderung memudar sejalan dengan penambahan kedalaman atau pengurangan intensitas cahaya.                                              
F.      Soft Coral (Karang Lunak)
 Kelompok karang lunak ini menyerupai karang batu (koloni polip) tetapi mereka tidak memiliki skeleton keras tapi tubuh mereka tersusun oleh matrix dari bahan partikel kapur. Kadang terlihat seperti sponge tetapi lebih bervariasi dari sponge. Bentuk, ukuran, dan omamenta tubuh adalah ciri utama untuk identifikasi.  Contoh spesiesnya adalah kipas laut.
G.    Cacing Laut
 Cacing laut yang umum di lingkungan daerah tropis adalah kelompok cacing pipih (Platyhelmintes), cacing bersegmen Polycaheta (Annelida), ribbon worm (Phylum Nemerta) dan acorn worms (Phylum Hemicordata).


H.    Molusca
      Moluska merupakan kelompok fauna terbesar setelah serangga yang habitat utamanya berada di dasar perairan laut. Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermaprodit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran. Fauna ini ditandai dengan tubuh lunak yang dilindungi cangkang yang coraknya sangat beragam, berasal dari kelompok chitton (Polyplacopora), siput (Gastropoda), kekerangan (Bivalvia), Cephalopoda (gurita). Moluska merupakan bagian penting dalam ekosistem dasar perairan, bersifat herbivor, karnivor, dan detrivor, menempati berbagai subsrat. Eksploitasi berlebihan anggota tertentu kelompok ini telah menyebabkan penurunan populasi alami sehingga beberapa diantaranya telah dinyatakan sebagai “endangered spesies”misalnya jenis kima Tridacna sp., batu bulan Turbo marmoreus siput terompet, lola Trochus niloticus dll.
I.       Crustacea
 Mayoritas dari kelompok Crustacea ini bersifat bentos meliputi kelompok udang-udangan, lobster dan kepiting. Crustacea merupakan bagian penting dari ekosistem perairan. Terdapat sekitar 30.000 spesies crustacea dengan ciri utama skeleton eksternal tersusun dari bahan dasar karbonat, serta tubuh bersegmen.
J.       Lopophorata
 Kelompok ini kurang diminan dibandingkan kelompok moluska ataupun echinodermata, memiliki ciri utama tentakel yang bervariasi. Anggota kelompok ini diantaranya Bryozoa dan Brachiopoda (misalnya kanjapang).
K.    Deuterotoma
 Deuterotoma penting di lingkungan laut adalah dari kelompok Echinodermata yang meliputi bulu babi, lili laut, bintang laut dan teripang. Ciri utama kelompok ini adalah memiliki tubuh simetris radial dan tonjolan-tonjolan berduri.
II.3 Peranan Bentos
Fauna yang mendiami dasar perairan laut secara ekologis berperan sesuai modus hidup dan posisinya pada rantai makanan di laut. Umumnya fauna bentik merupakan konsumen dan ketersediaan makanannya tergantung pada produsen primer di lingkungannya. Bagi fauna yang bergerak aktif (mobile), berdasarkan  kebiasaan makan maka bentos dapat bersifat algivor (pemakan alga, herbivor (pemakan tumbuhan) lainnya, karnivor (pemakan daging), deposit feeder (pemakan deposit) dll. Fauna yang hidup sessil (menetap) umumnya merupakan kelompok filter feeder atau suspension feeders yang memperoleh makanan melalui mekanisme penyaringan makanan dari kolom air. Mekanisme mengambil makanan dengan cara ini juga dapat dibantu modifikasi bagian tubuh untuk tujuan tersebut misalnya dengan menggunakan tentakel.
Pemanfaatan fauna bentik untuk kepentingan manusia bervariasi tergantung pada jenis organisme dan produk yang bisa dihasilkan oleh organisme tersebut. Sebagian besar kelompok moluska laut misalnya, dapat dimanfaatkan sebagai industri kancing atau perhiasan (cangkang). Kelompok organisme yang mempunyai lapisan mutira pada tubuhnya dapat dimanfaatkan sebagai penghasil mutiara. Selain itu, hasil metabolik sekunder dari kelompok tertentu misalnya sponge dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan kedokteran. Akan tetapi, tidak semua fauna bentik menguntungkan, ada juga yang merugikan misalnya menghasilkan racun yang berbahaya bagi organisme laut lain bahkan bisa memiliki dosis mematikan manusia misalnya kelompok siput conus tertentu dll.























BAB III
 PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.      Bentos merupakan beragam binatang dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan. Bentos invertebrata adalah organisme yang hidup di dasar perairan yang tidak bertulang belakang.
2.      Beberapa macam jenis dari bentos invertebrata antara lain Foraminifera, Sponge, Hydrozoa, Anemon, Hard Coral (Karang Batu), Soft Coral (Karang Lunak), Cacing Laut, Molusca, Crustacea, Lopophorata, dan Deuterotoma.
3.      Umumnya fauna bentik merupakan konsumen dan ketersediaan makanannya tergantung pada produsen primer di lingkungannya. Pemanfaatan fauna bentik untuk kepentingan manusia bervariasi tergantung pada jenis organisme dan produk yang bisa dihasilkan oleh organisme tersebut. Fauna bentik ada yang menguntungkan, ada juga yang merugikan.
III.2 Saran
Sebaiknya kita dapat menjaga lingkungan laut termasuk kelestarian bentos maupun biota laut lainnya dengan cara meminimalisir pencemaran sederhana seperti tidak membuang sampah ke laut.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. http://www.wikipedia.com/  Diakses pada 20 Mei 2014 15:21 WITA. Makassar.

Magdalena, Litaay, dkk., 2014. Bahan Ajar Oseanologi Pendahuluan. Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Setiadi, A., 1989. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ternala, 2007. Keanekaragaman Hayati Ekosistem. Universitas Sumatera Utara, Medan.


No comments: