Search This Blog

Monday, June 2, 2014

Makalah Chlorophyta

Tugas Makalah oseanologi
“Makro Alga Chlorophyta”










KHAERUNNISA (H41113342)
OSEANOLOGI PENDAHULUAN B
BIOLOGI



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Makro Alga Chlorophyta
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Tak lupa penulis mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung, yaitu :
  1. Allah SWT
  2.  Dosen Oseanologi kami yang tercinta, yang mendukung kami dalam penulisan ini
  3. Teman-teman semua yang telah memberikan dukungan dan pihak-pihak yang telah membantu
Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yang tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah ini.
Makassar, 19 Mei 2014



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
          Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009). 
Chlorophyceae (ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan tepung. Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap. Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut.
            Makroalga divisi  Chlorophyta memiliki thallus berbentuk filament, membran, dan tabung. Makroalga tersebut umumnya menempel pada substrat di dasar perairan laut sehingga seperti karang mati, fragmen karang, dan pasir. Cholophyta dapat bersifat uniseluler atau multiseluler. Sering kita sebut dengan rumput laut yang berperan dalam hidup kita di gunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar, kosmetik dan lainnya.
1.2 Rumusan masalah
1.      Menjelaskan  ciri-ciri, habitat dari makro alga chlorophyta
2.      Mengetahui struktur dan cara perkembangbiakan dari makro malga chlorophyta
3.      Menjelaskan perananan makro alga chlorophyta dalam kehidupan sehari-hari
4.      Mengetahui macam-macam alga chlorophyta









BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Makro Alga Chlorohyta
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
              Makro alga Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Makro alga Chlorohyta merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofit.
Alga ini merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa prasinophyceae; √ U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari chlorophyceae memiliki nilai gizi sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jasad lainnya. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel, di dalam sel chlorella masih memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”. Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di Pasuruan).
Beberapa anggota atau bagian yang bergabung dalam devisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan kloroplas. Menurut Levavaseur (1989), menyatakan bahwa pigmen-pigmen fotosintesis alga hijau berklarofil a dan b dan mengandung siphonaxanthin atau lutein. Dan tempat penyimpanan cadangan makanan biasanya berupa pati.
B.  CIRI-CIRI CHLOROPHYTA
1). Ciri Umum
-  Berwarna hijau terang
 -Kosmopolitan (air tawar, payau, asin. Dari oligotrof sampai eutrof
-  Memiliki anggota terbanyak
-  Eukariot (umumnya uninucleate)
-  Ada yang unisel, koloni dan filament
- Pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (ֶα,β,γ) dan beberapa xantofil
- Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau      hemiselulosa
2). Ciri-ciri khusus
- Dapat bergerak sedikit
- Sebagian anggota memiliki flagel
- Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)
- Sebagian anggota memiliki flagel (dapat bergerak sedikit)
- memiliki jumlah enam ribu anggota
- alkena dengan “green algae”, memiliki klorofil a dan b
- termasuk organisme yang paling tua (lebuh dari dua miliar tahun yang lalu)
C. HABITAT
Makro alga Chrysophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales.
Makro alga Chlorophyta yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus dan trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
D. SUSUNAN SEL
* Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
* Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantifil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal,ex: ulotrix atau ditengah lumen sel ( axial,ex:muogotia). Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat berfariasi.
 Fariasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut:
1.      Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas
2. Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix
 3. Bentuk cakram, contoh : Chara
 4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
 5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
 6. Bentuk bintang, contoh : Zygnema
Amilum dari chlorophceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka golongan chlorophyceae yang tinggi tingkatannya. Jumblah pirenoid umumnya dalam tiap sel tertentu da[pat digunakan sebagai bukti taksonomi.
* Inti
Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggotayang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki inti lebih dari satu.
* Cadangan makanan
Cadangan makanan pada chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.
* Fototaksis dan bentuk mata
Pada makro algha Chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu
1. Pergerakan dengan flagella
 Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatife maupun sel generatife ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lender
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
* Flagella
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagella pada kelas chorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales memiliki type stefanokon. Flagella dihubumgkan dengan struktur sel yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blephoroplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa. Risoplas merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula (blepharoplas) dengan struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.

*Perkembangbiakan
            Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun ukurannya.
Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu:
-       Secara vegetative
Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan membentuk:
 Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh: chlamydomonas
 Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak.
Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella, chlamydomonas.
Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh: scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia.
-     Secara aseksual
   Secara aseksual yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi.
Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II. Contoh: spyrogira.
Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Konjugasi ada 3, yaitu:
1.      Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira.
2.        Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling    berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh: zygnema
3.        Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema
-       Secara seksual
       secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami.
1. Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat   dibedakan mana jantan dan betina).Contoh: gonium, ulva.
2. Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama).Contoh: codium, bryopsis.
3.Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium oogonium, dan gametangium spermatid).Contoh: volvox dan oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
1.        Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang    berbeda. Contoh: spyrogira.
2.      Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh: zygnema
E. MACAM-MACAM  MIKRO ALGA CHLOROPHYTA
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
- Chlorella.
Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel. Chlorella sebagai Makanan Suplemen
- Chlorococcum.
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki  satu    kloroplas   bentuk  mangkuk. Reproduksi    dengan     membentuk
zoospora (secara aseksual).
- Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
2. Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
- Hydrodictyon.
    Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
- Volvox.
       Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.

5. Chlorophyta berbentuk benang
- Spyrogyra
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.
- Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu
6. Chlorophyta berbentuk lembaran
- Ulva.
          Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
- Chara.
              Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
F. PERANAN MAKRO ALGA CHLOROPHYTA
Cholophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a) Peran menguntungkan:
 Produsen primer (penyedia oksigen) no1 di air Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E) Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih). Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai sumber pakan di panti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan scenedesmus
b) Peran merugikan:
 Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai pengawet makanan Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik.



BAB III
PENUTUP
III.1               KESIMPULAN
1.      Makro alga Chlorophyta biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.
2.      Peranan makro alga Chlorophyta yaitu sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E) Sumber pakan alami bagi ikan dan organism air lain (terutama benih).

III.2              SARAN
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini yang membahas tentang Makro Alga Chlorophyta belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang. Hanya kepada Allah Swt. Semua ini diserahkan, semoga selalu diberikan petunjuk dan ridha-Nya setiap saat kepada kita semua. Amin Yarabbal Alamin.




DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja, T.J., A. Zatnika, P. Heri, dan S. Istini, S. 2009. Rumput Laut. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Aslan, L. M. 1990. Budidaya Alga Laut. Penerbit Kanisus. Yogyakarta.
Kadi, A. 1989. Sebaran Algae Halimeda di Indonesia dalam Penelitian Oseanologi Perairan Indonesia, Buku I; Biologi, Geologi, Lingkungan, dan Oseanografi, (ed) Anonimous. LIPI. Jakarta.
Kimbal, J.1992. Biologi Edisi ke lima jilid 2. Terjemahan edit S.S Tjitrosomo dan N. Sugiri. Erlangga. Jakarta.
Sze, P. Algae. Second edition.Wm.c.Brown Publishers. Dubuque, Melbourne, Australia, Oxford, England.
Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengelolaan Alga Laut. Pustaka Sinar harapan. Jakarta.

Permasalahan Pantai di Indonesia

TUGAS MAKALAH
OSEANOLOGI PENDAHULUAN

PERMASALAHAN PANTAI DI INDONESIA

KELOMPOK 7
KELAS B

KHAERUNNISA
AYU ANDRIANI
TASLICHATU DARIYAH
NURUL HIDAYAH
`ARBIANUS SEMBA
REINILDIS REGINA H
ASTRID SAFIRA




MATA KULIAH OSEANOLOGI PENDAHULUAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014




BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
            Indonesia terletak sangat strategis ,yaitu di daerah tropis, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia dan dua samudera yaitu Hindia dan Pasifik. Letak yang strategis ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya pesisir. Wisata bahari, budi daya tambak, pertambangan dan pemukiman adalah beberapa contoh potensi ekonomi yang bernilai tinggi. Tak heran apabila daerah pesisir menjadi daya tarik bagi seluruh pihak untuk mengelola dan memanfaatkannya dari segi ekonomi maupun politikya.
Daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan sebaliknya. Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau danau dengan lebar bervariasi. Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut secara tidak langsung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena aktivitas yang dilakukan di darat maupun di laut. Hal ini menjadikan ekosistem pesisir sebagai ekosistem yang rentan terhadap kerusakan dan perusakan baik alami maupun buatan.
Penanggulangan atas permasalahan tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah kerusakan yang terjadi. Makalah ini menyajikan permasalahan pesisir yang diakibat oleh faktor alam maupun manusia beserta penanggulangannya yang tepat atas permasalahan yang dihadapi.

I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Permasalahan apa saja yang terdapat di daerah pesisir?
2.      Apa saja penyebab permasalahan pesisir?
3.      Bagaimana cara menanggulangi permasalahan pesisir yang terjadi?
I.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui permasalahan yang terdapat di daerah pesisir.
2.      Mengetahui penyebab dari permasalahan yang terjadi di daerah pesisir.
3.      Mengetahui cara menangani permasalahan yang terjadi di daerah pesisir.
I.4 Kegunaan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran atas permasalahan pesisir dan penanggulangan yang tepat atas permasalahan yang terjadi.
1.      Makalah ini dapat memberikan literatur mengenai permasalahan pesisir dan penanggulangan yang tepat bagi kalangan akademisi dan peneliti.
2.      Makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi dalam penanggulangan atas permasalahan pesisir.
3.      Makalah ini dapat memberikan inspirasi atas kebijakan hukum dalam mengelola sumber daya pesisir secara lestari dan terpadu.






BAB II
PEMBAHASAN

Sumber daya pesisir memiliki produktifitas yang tinggi dalam pembangunan karena dapat meningkatkan devisa, lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Banyaknya kegiatan yang dilakukan di daerah pesisir mengakibatkan daerah ini sangat rentan terhadap kerusakan dan pengrusakan. Menurut Hinrichsen wilayah pesisir memiliki tingkat kepadatan penduduk dan intensitas pembangunan industri yang tinggi, sehingga lingkungan pesisir sering mendapat tekanan manusia yang tinggi”. Kerusakan sumber daya alam saat ini tidak terlepas dari perilaku manusia dalam memperlakukan alam. Perilaku manusia saat ini dipengaruhi oleh etika antroposentrisme dimana cara pandang manusia hanya melihat dari sudut prinsip etika terhadap manusia saja, baik dari sisi kebutuhannya maupun kepentingannya yang lebih tinggi dan terkadang sangat khusus dibandingkan dengan makhluk lain. Makhluk selain manusia dan benda lainnya hanya dianggap sebagai alat peningkat kesejahteraan manusia atau yang dikenal dengan prinsip instrumentalistik (Susilo 2008:61).
A.    Penyebab Kerusakan Pesisir
Penyebab kerusakan pesisir secara umum dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Kerusakan karena Faktor Alam
Kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam adalah gempa, tsunami, badai, banjir, el-Nino, pemanasan, predator, erosi. Kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam dapat terjadi secara alami ataupun akibat campur tangan manusia hingga mengakibatkan bencana alam. Bencana alam berupa tsunami sering memakan korban yang tidak sedikit dan menimbulkan kerusakan di daerah pesisir akibat gelombang laut yang ditimbulkan oleh suatu gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut. Masalah banjir di Indonesia lebih sering disebabkan oleh manusia. Contoh-contoh penyebabnya, yaitu: pengembangan kota yang tidak mampu atau tidak sempat membangun sarana drainase, adanya bangunan-bangunan liar di sungai, sampah yang dibuang di sungai, penggundulan di daerah hulu dan perkembangan kota di daerah hulu. Masalah erosi yang terjadi dapat pula disebabkan oleh proses alami, aktivitas manusia ataupun kombinasi keduanya.
2.      Kerusakan Akibat Antropogenik
Perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh etika antroposentrisme. Antroposentrisme ini merupakan simbol kerakusan manusia yang tidak hanya bersifat individual tetapi dapat bersifat kolektif. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka muncul indutrialisasi yang kini marak dilakukan. Manusia tidak hanya memanfaatkan alam sebatas keperluannya tetapi kini manusia telah memanfaatkannya melebihi yang dibutuhkannya. Hal ini berarti manusia mengeksploitasi alam dan lingkungan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa berpikir panjang terhadap dampak yang akan terjadi. Dampak akibat aktivitas tersebut dapat merusak sumber daya alam khususnya dalam hal ini ekosistem pesisir.
Aktivitas manusia pun dapat menimbulkan pencemaran yang mengancam ekosistem. Pencemaran-pencemaran tersebut dapat menimbulkan kerusakan fisik yang fatal di daerah pesisir. Hal ini berarti, pencemaran tidak hanya dapat merusak tatanan ekosistem pesisir tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia serta dapat mematikan makhluk hidup yang memanfaatkan sumber daya pesisir yang telah tercemar tersebut.
Berdasarkan sumbernya, kerusakan yang disebabkan oleh antropogenik dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Darat
Daerah-daerah pesisir yang memiliki pencemaran tinggi adalah daerah industri, daerah yang padat penduduk dan pertanian. Sumber utama pencemaran pesisir dan lautan berasal dari daratan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut telah menyumbangkan limbah berupa limbah cair dan padat yang menimbulkan dampak serius pada daerah pesisir dan makhluk hidup sekitarnya.
Kegiatan rumah tangga seringkali menimbulkan limbah domestik berupa limbah cair dan padat. Limbah cair domestik dapat dibagi dibagi dalam dua kategori, yaitu: (1) limbah cair yang berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisida; (2) limbah cair yang berasal dari kakus seperti sabun, shampoo, tinja dan air seni. Limbah cair mengandung bahan organik dan anorganik serta jutaan sel mikroba dan bakteri. Kandungan yang terdapat dalam limbah cair dapat mengancam kesehatan masyarakat yang menggunakan air yang telah tercemar sehingga menimbulkan penyakit.
Pabrik-pabrik yang berada di sekitar pesisir pun menimbulkan pencemaran berupa limbah industri. Limbah industri tersebut mengandung unsur yang sangat beracun, seperti basa, logam berat dan bahan organik yang beracun. Pencemaran oleh industri dapat disebabkan oleh  beberapa faktor, yaitu: perencanaan daerah industri yang tidak teratur, perencanaan tata kota yang kurang baik, dan tidak tersedianya fasilitas pengolah limbah pada daerah industri.
Limbah padat berupa sampah kebanyakan berasal dari rumah tangga. Pembuangan sampah ke laut sering menjadi alternatif penduduk karena pembuangan sampah di daratan dinilai tidak efektif dan munculnya anggapan membuang sedikit sampah tidak akan berpengaruh bagi lautan yang luas. Kebiasaan yang buruk tersebut menimbulkan berbagai pengaruh terhadap kehidupan laut. Sampah-sampah yang mengapung akan terdampar di pantai dan mengurangi keindahan laut serta menghalangi penetrasi cahaya matahari. Sedangkan sampah yang berat akan tenggelam ke dasar laut dan berpengaruh terhadap komunitas bentos.
2.      Laut
Aktivitas manusia yang dapat merusak ekosistem pesisir, yaitu: pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan, tumpahan minyak. Aktivitas tersebut menimbulkan pencemaran yang dapat merusak. Sumber pencemaran yang sangat besar berasal dari pengerukan sedimen yang terus menerus dan pembuangan material hasil pengerukan. Material hasil kerukan biasanya dibuang beberapa kilometer dari pantai sehingga menimbulkan efek pencemaran bagi kehidupan perairan sekitar. Selain itu, juga dapat menimbulkan turbiditas yang mengancam bentik. Hal ini berpengaruh bagi kehidupan perairan karena kebanyakan bahan kerukan diambil dari daerah pelabuhan yang biasanya telah tercemar.
Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari berbagai sumber. Biasanya tumpahan minyak berasal dari tabrakan kapal tanker, atau dari proses yang disengaja seperti pencucian tangki balas. Peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia pun sering terjadi. Tumpahan minyak tersebut merupakan sumber pencemaran yang sangat membahayakan karena dapat menurunkan kualitas air laut, baik karena efek langsung maupun efek jangka panjang. Efek jangka panjang yang ditimbulkan pada lingkungan laut berupa perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut. Selain itu, tumpahan minyak dapat berdampak buruk terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya di sektor perikanan dan budi daya.
B.     Penanggulangan Daerah Pesisir
Penanggulangan kerusakan pesisir dilakukan untuk menangani permasalahan yang terjadi di daerah pesisir. Kegiatan penanggulangan ini dapat dilakukan dengan mitigasi, kegiatan preventif/pencegahan dan kegiatan pemulihan yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi.
1.      Kegiatan Mitigasi
Kegiatan mitigasi dapat dilakukan untuk menangani permasalahan di daerah pesisir seperti penanggulangan pada kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam. Kegiatan penanggulangannya dengan menanam mangrove di wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana tsunami atau erosi. Penanaman mangrove dapat berfungsi sebagai penghadang gempuran tsunami atau ombak, sehingga energi gelombang dapat diredam dan akan mengurangi dampak negatif berupa korban jiwa dan harta benda.
2.      Kegiatan Preventif/Pencegahan
Kegiatan preventif/pencegahan adalah kegiatan yang berupa untuk mencegah terjadinya kerusakan. Kegiatan ini misalnya penerapan AMDAL yang berupaya mencegah kerusakan pesisir. Pada masalah limbah domestik dapat dilakukan pengolahan sampah dan Gerakan Bersih Pantai dan Laut sedangkan limbah pemanfaatan ikan dapat diolah menjadi pakan ikan, terasi.

3.      Kegiatan Pemulihan
Kegiatan pemulihan adalah kegiatan yang berupaya memulihkan keadaan yang telah mengalami kerusakan. Kegiatan pemulihan dapat berupa restorasi, rehabilitasi maupun rekonstruksi. Pendekatan sedimen sel dapat diterapkan di Indonesia dalam menangani masalah erosi (tipe pantai terbuka) dan akresi (tipe pantai terlindung. Sedangkan pada kasus tumpahan minyak dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: metode fisika/mekanis (penggunaan boom, absorben, dan skimmer), metode kimia (penggunaan dispersan), metode biologi (bioremediation), dan dengan pembakaran.
















BAB IV
KESIMPULAN

1.      Daerah pesisir memiliki daya tarik dan potensi ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, berbagai pihak berlomba-lomba untuk memanfaatkan dan mengelola daerah pesisir. Maraknya aktivitas yang dilakukan menjadikan ekosistem pesisir rentan terhadap kerusakan dan perusakan yang terjadi.
2.      Permasalahan yang terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam berupa bencana alam dan faktor antropogenik. Kerusakan yang dilakukan akibat ulah manusia dapat bersumber dari darat maupun laut. Sumber kerusakan yang berasal dari darat berupa limbah industri, limbah rumah tangga dan limbah pertanian. Sedangkan kerusakan yang berasal dari laut berupa pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan serta tumpahan minyak. Dampak negatif yang ditimbulkan tidak hanya merugikan lingkungan dan biota yang ada tetapi juga dapat membahayakan manusia itu sendiri.
3.      Penanggulangan atas permasalahan pesisir yang terjadi perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan mitigasi, kegiatan preventif/pencegahan dan kegiatan pemulihan.





DAFTAR PUSTAKA

Idris Irwandi. 2001. Kebijakan pengelolaan pesisir terpadu di Indonesia. Jakarta:
Graha Sucofindo.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran pesisir dan laut. Jakarta: Pradnya Paramita.
Satria Arif. 2009. Pesisir dan laut untuk rakyat. Bogor: IPB Press. 176hal.
Susilo RK. 2008. Sosiologi lingkungan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 



















Lampiran 1
Tabel 1.1 Beberapa Contoh Kejadian Pencemaran Pesisir dan Laut Indonesia

Peristiwa dan Lokasi
Waktu Kejadian
Keterangan
Super tanker Jepang “Showa Maru” seberat 237.698 ton kandas di Selat Singapura menumpahkan 7.000 ton minyak bumi (crude oil) yang mencemari pantai Indonesia, SIngapura, dan Malaysia
6 Januari 1975
Kandasnya tanker ini merupakan pencemaran minyak terbesar yang terjadi di perairan Indonesia dan menyebabkan kerusakan ekologis lingkungan pantai yang parah (Sumber berita: Pewarta Oseana, tahun V, No.1,1979, LON LIPI, Jakarta)
Limbah organik berupa masuknya limbah rumah tangga, limbah industri, dan air ballast kapal di pelabuhan Tanjung Priuk. Selain itu, di Teluk Jakarta sering mengalami blooming alga beracun yang berakibat kematian missal ikan secara mendadak
Terjadi hampir sepanjang tahun
Tercatat sejak tahun 1972
Hal ini mengakibatkan perairan mengalami peningkatan kandungan nutrient sehingga mengakibatkan penurunan DO (Sumber berita: Suara Publik edisi November 2004)
Ditemukan telah terjadi penurunan jumlah dan jenis biota laut (terutama ikan) yang hidup di sekitar pipa buangan air pendingin turbin di sekitar PLTU Priok
Tahun 1981
Suhu perairan berkisar antara 39-400C dan mempengaruhi kehidupan ikan (Sumber berita: Majalah Oseanologi Indonesia, tahun 1981, No.14:hlm.19)
Teluk Ambon tercemar bakteri E.coli akibat banyaknya masyarakat yang masih banyak membuang samoah, kotoran binatang di tepi laut.
Juli 1997
Penelitian dilakukan selama dua tahun oleh Puslitabang Sumber Daya Laut LIPI Ambon (Sumber berita: Kompas, 26 Juli 1997)
Sampah dari daratan Jakarta, penggunaan potassium untuk mengambil ikan, dan adanya pengerukan pasir liar di daerah Kepulauan Seribu
Terjadi hampir sepanjang tahun
Pemandangan pantai yang kotor dan tidak menarik, kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove, serta abrasi pantai terjadi di daerah Kepulauan Seribu (Sumber berita: http://www.kompas.com)
Pembuangan limbah tailing di Teluk Buyat, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara
Terjadi mulai tahun 1996, namun baru terekspos pada tahun 2004
Pencemaran logam berat (terutama merkuri) mengakibatkan gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar Teluk Buyat (Sumber berita: Harian Kompas, 12 April 2004)

Tabel 1.2 Organisme Patogen pada Limbah Domestik (Sewage) dan Penyakit yang Ditimbulkannya
Jenis Organisme
Penyakit yang Ditimbulkan
Efek
Bakteri   Escherichia coli

Legionella pneumophila
Leptospira
Salmonella typhi


Salmonella
Shigella
Vibrio cholera

Yersinia
Enterolitica
Gastroenteritis

Legionellosis

Leptospirosis
Typhus


Salmonellosis
Shigellosis
Kolera

Yersionosis
Muntah-muntah, diare, kematian
Gangguan pernapasan akut
Sakit kuning, demam
Demam, diare, infeksi pada usus halus
Diare, dehidrasi
Disentri basilus
Diare yang parah, dehidrasi
diare
Protozoa  Balantidium coli
Cryptosporidium
Entamoeba histolytica



Giardia lambia


Naegliria fowleri

Balantidiasis
Cryptosporidiosis
Disentri amoebic



Giardiasis


Amebic meningoenchepalitis
Diare, disentri
Diare
Diare kronis dengan pendarahan, infeksi pada hati dan usus halus
Diare yang parah, mual, gangguan pencernaan
Radang pada otak
Virus      Adenovirus

Enterovirus

Hepatitis A

Norwalk agent

Reovirus

Rotavirus
Conjunctivitis

Gastroenteritis

Hepatitis

Gastroenteritis

Gastroenteritis

Gastroenteritis

Infeksi pada mata dan yang lain
Kelainan pada hati, meningitis
Sakit kuninng, demam
Muntah-muntah, diare
Muntah-muntah, diare
Muntah-muntah, diare

Tabel 1.3 Peristiwa Tumpahan Minyak di Perairan Indonesia 
Tahun
Lokasi
Kejadian
1997




1997

1997

1997

1997

1998


1999





2000


2000


2001

Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Selat Makasar
Selat Makasar
Selat Madura
Tanjung Priok
Cilacap
Cilacap
Batam
Tegal-Cirebon
Tabrakan antara Tanker Orapin Global dengan Evoikos menumpahkan 25000 ton minyak mentah
Kebocoran pipa transfer minyak CALTEX
Tenggelamnya Tanker Mission Vikin
Kandasnya platform E-20 UNOCAL
Tenggelamnya Tanker SETDCO
Kandasnya kapal Pertamina Supply No.27 dengan muatan solar
Robeknya Tanker MT. Kinng Fisher dengan menumpahkan 64000 liter minyak dan mencemari Teluk Cilacap sepanjang 38 km
Tenggelamnya KM. HHC yang memuat 9000 aspal curah
Kandasnya MT. Natuna Sea menumpahkan 4000 ton minyak mentah
Tenggelamnya Tanker Steadfast yang mengangkut 1200 ton limbah minyak