TUGAS MAKALAH
OSEANOLOGI PENDAHULUAN
PERMASALAHAN PANTAI DI INDONESIA
KELOMPOK 7
KELAS B
KHAERUNNISA
AYU ANDRIANI
TASLICHATU DARIYAH
NURUL HIDAYAH
`ARBIANUS SEMBA
REINILDIS REGINA H
ASTRID SAFIRA
MATA KULIAH OSEANOLOGI PENDAHULUAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia terletak sangat strategis ,yaitu
di daerah tropis, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia dan dua
samudera yaitu Hindia dan Pasifik. Letak yang strategis ini menjadikan
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam khususnya pesisir.
Wisata bahari, budi daya tambak, pertambangan dan pemukiman adalah beberapa
contoh potensi ekonomi yang bernilai tinggi. Tak heran apabila daerah pesisir
menjadi daya tarik bagi seluruh pihak untuk mengelola dan memanfaatkannya dari
segi ekonomi maupun politikya.
Daerah pesisir adalah jalur tanah
darat/kering yang berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna
lahan mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang bagian laut, dan
sebaliknya. Daerah pesisir adalah jalur yang membatasi daratan dengan laut atau
danau dengan lebar bervariasi. Daerah ini selalu berkembang dengan pesatnya
pembangunan yang dilakukan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut secara tidak
langsung mengakibatkan kerusakan lingkungan karena aktivitas yang dilakukan di
darat maupun di laut. Hal ini menjadikan ekosistem pesisir sebagai ekosistem
yang rentan terhadap kerusakan dan perusakan baik alami maupun buatan.
Penanggulangan atas permasalahan
tersebut secara bijak dan tepat dapat mengurangi maupun mencegah kerusakan yang
terjadi. Makalah ini menyajikan permasalahan pesisir yang diakibat oleh faktor
alam maupun manusia beserta penanggulangannya yang tepat atas permasalahan yang
dihadapi.
I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Permasalahan apa saja yang terdapat
di daerah pesisir?
2. Apa saja penyebab permasalahan
pesisir?
3. Bagaimana cara menanggulangi
permasalahan pesisir yang terjadi?
I.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui
permasalahan yang terdapat di daerah pesisir.
2.
Mengetahui
penyebab dari permasalahan yang terjadi di daerah pesisir.
3. Mengetahui cara menangani
permasalahan yang terjadi di daerah pesisir.
I.4 Kegunaan
Makalah ini diharapkan dapat
memberikan gambaran atas permasalahan pesisir dan penanggulangan yang tepat
atas permasalahan yang terjadi.
1. Makalah ini dapat memberikan
literatur mengenai permasalahan pesisir dan penanggulangan yang tepat bagi
kalangan akademisi dan peneliti.
2.
Makalah
ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi dalam penanggulangan atas
permasalahan pesisir.
3. Makalah ini dapat memberikan
inspirasi atas kebijakan hukum dalam mengelola sumber daya pesisir secara
lestari dan terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya pesisir memiliki
produktifitas yang tinggi dalam pembangunan karena dapat meningkatkan devisa,
lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Banyaknya kegiatan yang
dilakukan di daerah pesisir mengakibatkan daerah ini sangat rentan terhadap
kerusakan dan pengrusakan. Menurut Hinrichsen wilayah pesisir memiliki tingkat
kepadatan penduduk dan intensitas pembangunan industri yang tinggi, sehingga
lingkungan pesisir sering mendapat tekanan manusia yang tinggi”. Kerusakan
sumber daya alam saat ini tidak terlepas dari perilaku manusia dalam
memperlakukan alam. Perilaku manusia saat ini dipengaruhi oleh etika
antroposentrisme dimana cara pandang manusia hanya melihat dari sudut prinsip
etika terhadap manusia saja, baik dari sisi kebutuhannya maupun kepentingannya
yang lebih tinggi dan terkadang sangat khusus dibandingkan dengan makhluk lain.
Makhluk selain manusia dan benda lainnya hanya dianggap sebagai alat peningkat
kesejahteraan manusia atau yang dikenal dengan prinsip instrumentalistik (Susilo
2008:61).
A.
Penyebab
Kerusakan Pesisir
Penyebab kerusakan pesisir secara umum dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Kerusakan
karena Faktor Alam
Kerusakan yang diakibatkan oleh
faktor alam adalah gempa, tsunami, badai, banjir, el-Nino, pemanasan, predator,
erosi. Kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam dapat terjadi secara alami
ataupun akibat campur tangan manusia hingga mengakibatkan bencana alam. Bencana
alam berupa tsunami sering memakan korban yang tidak sedikit dan menimbulkan
kerusakan di daerah pesisir akibat gelombang laut yang ditimbulkan oleh suatu
gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut. Masalah banjir di Indonesia
lebih sering disebabkan oleh manusia. Contoh-contoh penyebabnya, yaitu:
pengembangan kota yang tidak mampu atau tidak sempat membangun sarana drainase,
adanya bangunan-bangunan liar di sungai, sampah yang dibuang di sungai,
penggundulan di daerah hulu dan perkembangan kota di daerah hulu. Masalah erosi
yang terjadi dapat pula disebabkan oleh proses alami, aktivitas manusia ataupun
kombinasi keduanya.
2. Kerusakan
Akibat Antropogenik
Perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh etika
antroposentrisme. Antroposentrisme ini merupakan simbol kerakusan manusia yang
tidak hanya bersifat individual tetapi dapat bersifat kolektif. Seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan maka muncul indutrialisasi yang kini marak dilakukan. Manusia
tidak hanya memanfaatkan alam sebatas keperluannya tetapi kini manusia telah
memanfaatkannya melebihi yang dibutuhkannya. Hal ini berarti manusia
mengeksploitasi alam dan lingkungan untuk mengeruk keuntungan
sebanyak-banyaknya tanpa berpikir panjang terhadap dampak yang akan terjadi.
Dampak akibat aktivitas tersebut dapat merusak sumber daya alam khususnya dalam
hal ini ekosistem pesisir.
Aktivitas manusia pun dapat
menimbulkan pencemaran yang mengancam ekosistem. Pencemaran-pencemaran tersebut
dapat menimbulkan kerusakan fisik yang fatal di daerah pesisir. Hal ini
berarti, pencemaran tidak hanya dapat merusak tatanan ekosistem pesisir tetapi
juga dapat membahayakan kesehatan manusia serta dapat mematikan makhluk hidup
yang memanfaatkan sumber daya pesisir yang telah tercemar tersebut.
Berdasarkan sumbernya, kerusakan
yang disebabkan oleh antropogenik dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Darat
Daerah-daerah pesisir yang memiliki
pencemaran tinggi adalah daerah industri, daerah yang padat penduduk dan
pertanian. Sumber utama pencemaran pesisir dan lautan berasal dari daratan yang
terdiri dari tiga jenis, yaitu dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga,
dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut telah menyumbangkan limbah
berupa limbah cair dan padat yang menimbulkan dampak serius pada daerah pesisir
dan makhluk hidup sekitarnya.
Kegiatan rumah tangga seringkali
menimbulkan limbah domestik berupa limbah cair dan padat. Limbah cair domestik
dapat dibagi dibagi dalam dua kategori, yaitu: (1) limbah cair yang berasal
dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisida; (2) limbah cair
yang berasal dari kakus seperti sabun, shampoo, tinja dan air seni. Limbah cair
mengandung bahan organik dan anorganik serta jutaan sel mikroba dan bakteri.
Kandungan yang terdapat dalam limbah cair dapat mengancam kesehatan masyarakat
yang menggunakan air yang telah tercemar sehingga menimbulkan penyakit.
Pabrik-pabrik yang berada di sekitar
pesisir pun menimbulkan pencemaran berupa limbah industri. Limbah industri
tersebut mengandung unsur yang sangat beracun, seperti basa, logam berat dan
bahan organik yang beracun. Pencemaran oleh industri dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu: perencanaan daerah industri yang tidak
teratur, perencanaan tata kota yang kurang baik, dan tidak tersedianya
fasilitas pengolah limbah pada daerah industri.
Limbah padat berupa sampah
kebanyakan berasal dari rumah tangga. Pembuangan sampah ke laut sering menjadi
alternatif penduduk karena pembuangan sampah di daratan dinilai tidak efektif
dan munculnya anggapan membuang sedikit sampah tidak akan berpengaruh bagi
lautan yang luas. Kebiasaan yang buruk tersebut menimbulkan berbagai pengaruh
terhadap kehidupan laut. Sampah-sampah yang mengapung akan terdampar di pantai
dan mengurangi keindahan laut serta menghalangi penetrasi cahaya matahari.
Sedangkan sampah yang berat akan tenggelam ke dasar laut dan berpengaruh
terhadap komunitas bentos.
2. Laut
Aktivitas manusia yang dapat merusak
ekosistem pesisir, yaitu: pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil
pengerukan, tumpahan minyak. Aktivitas tersebut menimbulkan pencemaran yang
dapat merusak. Sumber pencemaran yang sangat besar berasal dari pengerukan
sedimen yang terus menerus dan pembuangan material hasil pengerukan. Material
hasil kerukan biasanya dibuang beberapa kilometer dari pantai sehingga
menimbulkan efek pencemaran bagi kehidupan perairan sekitar. Selain itu, juga
dapat menimbulkan turbiditas yang mengancam bentik. Hal ini berpengaruh bagi
kehidupan perairan karena kebanyakan bahan kerukan diambil dari daerah
pelabuhan yang biasanya telah tercemar.
Tumpahan minyak ke laut dapat
berasal dari berbagai sumber. Biasanya tumpahan minyak berasal dari tabrakan
kapal tanker, atau dari proses yang disengaja seperti pencucian tangki balas.
Peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia pun sering terjadi. Tumpahan
minyak tersebut merupakan sumber pencemaran yang sangat membahayakan karena
dapat menurunkan kualitas air laut, baik karena efek langsung maupun efek
jangka panjang. Efek jangka panjang yang ditimbulkan pada lingkungan laut
berupa perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi
komunitas laut. Selain itu, tumpahan minyak dapat berdampak buruk terhadap
kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya di sektor
perikanan dan budi daya.
B.
Penanggulangan Daerah Pesisir
Penanggulangan kerusakan pesisir
dilakukan untuk menangani permasalahan yang terjadi di daerah pesisir. Kegiatan
penanggulangan ini dapat dilakukan dengan mitigasi, kegiatan
preventif/pencegahan dan kegiatan pemulihan yang meliputi rehabilitasi dan
rekonstruksi.
1. Kegiatan
Mitigasi
Kegiatan mitigasi dapat dilakukan untuk
menangani permasalahan di daerah pesisir seperti penanggulangan pada kerusakan
yang diakibatkan oleh faktor alam. Kegiatan penanggulangannya dengan menanam
mangrove di wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana tsunami atau erosi.
Penanaman mangrove dapat berfungsi sebagai penghadang gempuran tsunami atau
ombak, sehingga energi gelombang dapat diredam dan akan mengurangi dampak
negatif berupa korban jiwa dan harta benda.
2. Kegiatan
Preventif/Pencegahan
Kegiatan preventif/pencegahan adalah
kegiatan yang berupa untuk mencegah terjadinya kerusakan. Kegiatan ini misalnya
penerapan AMDAL yang berupaya mencegah kerusakan pesisir. Pada masalah limbah
domestik dapat dilakukan pengolahan sampah dan Gerakan Bersih Pantai dan Laut
sedangkan limbah pemanfaatan ikan dapat diolah menjadi pakan ikan, terasi.
3. Kegiatan
Pemulihan
Kegiatan pemulihan adalah kegiatan
yang berupaya memulihkan keadaan yang telah mengalami kerusakan. Kegiatan
pemulihan dapat berupa restorasi, rehabilitasi maupun rekonstruksi. Pendekatan
sedimen sel dapat diterapkan di Indonesia dalam menangani masalah erosi (tipe
pantai terbuka) dan akresi (tipe pantai terlindung. Sedangkan pada kasus
tumpahan minyak dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: metode
fisika/mekanis (penggunaan boom, absorben, dan skimmer), metode
kimia (penggunaan dispersan), metode biologi (bioremediation), dan
dengan pembakaran.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Daerah pesisir memiliki daya tarik
dan potensi ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, berbagai pihak berlomba-lomba
untuk memanfaatkan dan mengelola daerah pesisir. Maraknya aktivitas yang
dilakukan menjadikan ekosistem pesisir rentan terhadap kerusakan dan perusakan
yang terjadi.
2. Permasalahan yang terjadi disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor alam berupa bencana alam dan faktor antropogenik.
Kerusakan yang dilakukan akibat ulah manusia dapat bersumber dari darat maupun
laut. Sumber kerusakan yang berasal dari darat berupa limbah industri, limbah
rumah tangga dan limbah pertanian. Sedangkan kerusakan yang berasal dari laut
berupa pengerukan sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan serta
tumpahan minyak. Dampak negatif yang ditimbulkan tidak hanya merugikan
lingkungan dan biota yang ada tetapi juga dapat membahayakan manusia itu
sendiri.
3. Penanggulangan atas permasalahan
pesisir yang terjadi perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan
mitigasi, kegiatan preventif/pencegahan dan kegiatan pemulihan.
DAFTAR PUSTAKA
Idris
Irwandi. 2001. Kebijakan pengelolaan pesisir terpadu di Indonesia. Jakarta:
Graha Sucofindo.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran pesisir dan laut. Jakarta:
Pradnya Paramita.
Satria Arif. 2009. Pesisir dan laut untuk rakyat. Bogor: IPB
Press. 176hal.
Susilo RK. 2008. Sosiologi lingkungan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Lampiran 1
Tabel 1.1 Beberapa Contoh Kejadian Pencemaran Pesisir dan
Laut Indonesia
Peristiwa dan Lokasi
|
Waktu Kejadian
|
Keterangan
|
Super tanker Jepang “Showa Maru” seberat 237.698 ton
kandas di Selat Singapura menumpahkan 7.000 ton minyak bumi (crude oil)
yang mencemari pantai Indonesia, SIngapura, dan Malaysia
|
6 Januari 1975
|
Kandasnya tanker ini merupakan pencemaran minyak terbesar
yang terjadi di perairan Indonesia dan menyebabkan kerusakan ekologis
lingkungan pantai yang parah (Sumber berita: Pewarta Oseana, tahun V,
No.1,1979, LON LIPI, Jakarta)
|
Limbah organik berupa masuknya limbah rumah tangga, limbah
industri, dan air ballast kapal di pelabuhan Tanjung Priuk. Selain
itu, di Teluk Jakarta sering mengalami blooming alga beracun yang
berakibat kematian missal ikan secara mendadak
|
Terjadi hampir sepanjang tahun
Tercatat sejak tahun 1972
|
Hal ini mengakibatkan perairan mengalami peningkatan
kandungan nutrient sehingga mengakibatkan penurunan DO (Sumber berita: Suara
Publik edisi November 2004)
|
Ditemukan telah terjadi penurunan jumlah dan jenis biota
laut (terutama ikan) yang hidup di sekitar pipa buangan air pendingin turbin
di sekitar PLTU Priok
|
Tahun 1981
|
Suhu perairan berkisar antara 39-400C dan
mempengaruhi kehidupan ikan (Sumber berita: Majalah Oseanologi Indonesia,
tahun 1981, No.14:hlm.19)
|
Teluk Ambon tercemar bakteri E.coli akibat
banyaknya masyarakat yang masih banyak membuang samoah, kotoran binatang di
tepi laut.
|
Juli 1997
|
Penelitian dilakukan selama dua tahun oleh Puslitabang
Sumber Daya Laut LIPI Ambon (Sumber berita: Kompas, 26 Juli 1997)
|
Sampah dari daratan Jakarta, penggunaan potassium untuk
mengambil ikan, dan adanya pengerukan pasir liar di daerah Kepulauan Seribu
|
Terjadi hampir sepanjang tahun
|
Pemandangan pantai yang kotor dan tidak menarik, kerusakan
terumbu karang dan hutan mangrove, serta abrasi pantai terjadi di daerah
Kepulauan Seribu (Sumber berita: http://www.kompas.com)
|
Pembuangan limbah tailing di Teluk Buyat, Minahasa
Selatan, Sulawesi Utara
|
Terjadi mulai tahun 1996, namun
baru terekspos pada tahun 2004
|
Pencemaran logam berat (terutama merkuri) mengakibatkan
gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar Teluk Buyat (Sumber berita: Harian
Kompas, 12 April 2004)
|
Tabel 1.2 Organisme Patogen pada Limbah Domestik (Sewage)
dan Penyakit yang Ditimbulkannya
Jenis Organisme
|
Penyakit yang Ditimbulkan
|
Efek
|
Bakteri Escherichia coli
Legionella pneumophila
Leptospira
Salmonella typhi
Salmonella
Shigella
Vibrio cholera
Yersinia
Enterolitica
|
Gastroenteritis
Legionellosis
Leptospirosis
Typhus
Salmonellosis
Shigellosis
Kolera
Yersionosis
|
Muntah-muntah, diare, kematian
Gangguan pernapasan akut
Sakit kuning, demam
Demam, diare, infeksi pada usus halus
Diare, dehidrasi
Disentri basilus
Diare yang parah, dehidrasi
diare
|
Protozoa Balantidium coli
Cryptosporidium
Entamoeba histolytica
Giardia lambia
Naegliria fowleri
|
Balantidiasis
Cryptosporidiosis
Disentri amoebic
Giardiasis
Amebic meningoenchepalitis
|
Diare, disentri
Diare
Diare kronis dengan pendarahan, infeksi pada hati dan usus
halus
Diare yang parah, mual, gangguan pencernaan
Radang pada otak
|
Virus Adenovirus
Enterovirus
Hepatitis A
Norwalk agent
Reovirus
Rotavirus
|
Conjunctivitis
Gastroenteritis
Hepatitis
Gastroenteritis
Gastroenteritis
Gastroenteritis
|
Infeksi pada mata dan yang lain
Kelainan pada hati, meningitis
Sakit kuninng, demam
Muntah-muntah, diare
Muntah-muntah, diare
Muntah-muntah, diare
|
Tabel 1.3 Peristiwa Tumpahan Minyak di Perairan
Indonesia
Tahun
|
Lokasi
|
Kejadian
|
1997
1997
1997
1997
1997
1998
1999
2000
2000
2001
|
Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Selat Makasar
Selat Makasar
Selat Madura
Tanjung Priok
Cilacap
Cilacap
Batam
Tegal-Cirebon
|
Tabrakan antara Tanker Orapin Global dengan Evoikos
menumpahkan 25000 ton minyak mentah
Kebocoran pipa transfer minyak CALTEX
Tenggelamnya Tanker Mission Vikin
Kandasnya platform E-20 UNOCAL
Tenggelamnya Tanker SETDCO
Kandasnya kapal Pertamina Supply No.27 dengan muatan solar
Robeknya Tanker MT. Kinng Fisher dengan menumpahkan 64000
liter minyak dan mencemari Teluk Cilacap sepanjang 38 km
Tenggelamnya KM. HHC yang memuat 9000 aspal curah
Kandasnya MT. Natuna Sea menumpahkan 4000 ton minyak
mentah
Tenggelamnya Tanker Steadfast yang mengangkut 1200 ton
limbah minyak
|
No comments:
Post a Comment