LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN IX
INDEKS
KEANEKARAGAMAN SERANGGA
DI PADANG RUMPUT
DI PADANG RUMPUT
NAMA
:
KHAERUNNISA
NIM
: H41113342
KELOMPOK
: VIII (DELAPAN) B
HARI/TANGGAL : SELASA/ 18 MARET 2014
ASISTEN
: RISPAH HAMZAH
SAKINAH JULIANTI
LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN
KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Komunitas
yang mempengaruhi keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh
pengaruh lingkungan.Jadi dalam suatu komunitas yang keanekaragamannya tinggi
akan tejadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi dan
kompetisi yang lebih kompleks (Umar, 2013).
Serangga
tanah merupakan salah satu sumber daya yang ada di alam Indonesia.Kehadiran serangga tanah dibutuhkan karena
kemampuannya dalam menghancurkan dan menguraikan bahan organik.Serangga tanah
ternyata memiliki keanekaragaman yang tinggi, begitu juga di hutan mangrove,
sehingga menjadi sangat menarik dan bermanfaat untuk dikaji lebih lanjut dengan
mengaitkan peran serangga tanah itu sendiri (Kusmana, 2008).
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk dapat menentukan indeks
keanekaragaman suatu komunitas, sangat diperlukan pengetahuan / keterampilan
dalam melakukan identifikasi hewan.
Pada dasarnya, jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan daerah
temperatur dan daerah yang beriklim dingin
(Umar, 2013).
Dengan
menggunakan indeks Kennedy, kita akan mengetahui penggunaan indeks
keanekaragaman makhluk hidup. Pengukuran ini akan dilakukan dari beberapa
serangga yang ditangkap. Ada beberapa faktoryang dapat mempengaruhi populasi di
suatu daerah. Kita akan membahasnya satu persatu dan membuktikan dugaan
keanekaragaman dalam suatu populasi yang ada pada suatu areal (Surya,2012).
Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman suatu komunitas,
maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga di
padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
I.2 Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan
indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang rumput dengan
menggunakan indeks Kennedy
2.
Melatih
keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan
rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.
I.3
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan mengenai indeks keanekaragaman serangga di
padang rumput dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2014, pukul 14.00-17.00
WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan
sampel dilakukan pada hari Selasa, 25 Maret 2014, pukul 05.30 – 08.00 WITA,
bertempat di Danau Universitas Hasanuddin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi adalah kajian mengenai
interaksi timbal-balik jasad individu,
diantara dan didalam populasi spesies yang sama, atau
diantara komunitas populasi yang
berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak
jumlahnya yang merupakan tempat hidup jasad,
populasi atau komunitas
(Heddy, 1986).
(Heddy, 1986).
Indeks
keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan
spesies dalam komunitas. Keanekaragaman spesies terdiri dari 2
komponen yakni (Heddy, 1989), sebagai berikut :
1.
Jumlah
spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies.
2.
Kesamaan
spesies. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu (jumlah
individu, biomassa, penutup tanah, dsb) tersebar antara banyak spesies.
Perlakuan atau penyebaran populasi
adalah gerakan individu-individu atau anak-anaknya ke dalam atau keluar
populasi atau daerah populasi.Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu
emigrasi-gerakan keluar satu arah, imigrasi-gerakan ke dalam satu arah, dan
migrasi-berangkat (pergi) dan datang (kembali) secara periodik membantu
mortalitas dan natalitas di dalam memberi wujud bentuk pertumbuhan dan
kepadatan populasi (Odum, 1998).
Sebuah populasi
merupakan sebuah antitas yang lebih abstrak dibandingkan dengan suatu organisme
atau suatu sel namun populasi memiliki suatu kumpulan karakteristik yang hanya
berlaku bagi tingkat organisme biologi tersebut. Kita dapat membayangkan sebuah
populasi sebagai individu-individu yang terdiri dari spesies tunggal yang
secara bersama-sama menempati suatu luas wilayah yang sama. Pada saat tertentu
setiap populasi memiliki batas geografi dan juga ukuran populasi atau jumlah
individu yang yang dickupnya. Dan batas suatu populasi merupakan batas alamiah
dan juga karakteristik putus setiap populasi adalah kepadatannya dan
penyebarannya (Campbell, dkk., 2004).
Indeks keragaman
jenis merupakan parameter yang sangat banyak digunakan untuk membandingkan data
komunitas tumbuhan terutama untuk mempelajari pengaruh dari gangguan faktor
biotik atau untuk mengetahui tingkat tahapan suksesi dan kestabilan dari
komunitas tumbuhan.Keragaman jenis dihitung dengan menggunakan indeks keragaman
jenis yang merupakan perbandingan antara jumlah dari jenis dan nilai penting
atau jumlah atau biomassa atau produktivitas dari individu-individu (Umar,
2013).
Peningkatan populasi yang tinggi akan menimbulkan persaingan (kompetisi).
Kompetisi ini selanjutnya berakibat dalam waktu yang singkat akan menimbulakan
efek ekologi dan dalam jangka waktu yang lama akan meninbulkan efek atau akibat
evolusi. Perlu diketahui bahwa kompetisi membangkitkan daya juang untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, tentunya yang kuat akan menang (survive) dari populasi yang lemah. Kalau
hal ini berlangsung singkat, ekologinya dapat berupa (Resosoedarmo, 1990) :
1. Kelahiran,
kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi akan terganggu.
2. Terjadi
emigrasi atau perpindahan populasi.
3. Keanekaragaman
hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis
dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini saling
terkait dan tidak terpisahkan,maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas)
yaitu keanekaragaman hayati.
4. Keanekaragaman
hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan
sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat
ekosistem.
5.
a. Keanekaragaman jenis
Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku,
penampilannya, makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta
interaksinya dengan makhluk lain. Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya
tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya
serta burung yang bersarang di dalamnya.
b. Keanekaragaman
genetis/gen/genetika
Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu.
Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang
sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda).
Misal : rasa manis dan asam pada mangga warna kuning, merah dan putih pada biji
jagung.
Serangga memiliki potensi biotik
sangat besar menyebabkan pertambahan jumlah indidvidu dalam populasi sangat
besar pula.Sedangkan daya dukung lingkungan yakni ruang dan makanan tetap
sehingga pada suatu saat daya dukung tersebut tidak dapat lagi menunjang
besarnya populasi.Keadaan seperti ini menyebabkan tercapainya titik kejenuhan (carrying capacity) populasi. Pada
keadaan tersebut kecepatan tumbuh populasi akan mencapai puncaknya , karena
besarnya populasi tidak lagi diimbangi oleh daya dukung lingkungan yang
nantinya akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan populasi selanjutnya.
Faktor tersebut ditulis sebagai (K – N) / K, sehingga persamaan pertumbuhan
populasi pada lingkungan terbatas mengikuti persamaan yang diturunkan oleh
Verhulst – Pearl yaitu (Tarumingkeng, 1992), sebagai berikut:
Nt = No. er (K – N)t atau dN/dt = r
N (K –N)
Dimana, saat itu baik ruang dan
makanan maupun lingkungan fisik atau non fisik yang biasa disebut hambatan lingkunganakan
menjadi faktor penghambat tumbuh dan berkembangnya populasi serangga, sehingga
populasi akan menurun. Jika keadaan lingkungan kembali membaik, dalam hal ini
makanan tersedia kembali dan ruang gerak memungkinkan serta faktor non fisik
lainnya seperti musuh-musuh alami tidak menjadi penghambat (populasi rendah)
maka populasi populasiakan
meningkat kembali, demikian seterusnya sehingga populasi akan selalu berada
disekitar garis keseimbangan populasi (Tarumingkeng, 1992).
Jumlah
dan jenis serangga akan semakin meningkat pada komunitas yang memiliki
kuantitas dan kualitas pakan yang sesuai dengan kebutuhan serangga.
Antara vegetasi dan serangga terjadi hubungan yang dapat menstabilkan ekosistem
hutan. Bila salah satu komponen terganggu maka akan mempengaruhi
keberadaan komponen lainnya. Hal ini berarti bahwa serangga berperan
penting dalam proses suksesi dan menjaga kestabilan ekosistem hutan.
Berdasarkan Keppres RI No. 52 Tahun 1989 salah satu fungsi pokok dari kawasan
Tahura Sultan Adam adalah sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Kusmana, 2008).
Hubungan ini dapat dinyatakan secara
numerik sebagai indeks keanekaragaman. Jumlah spesimen dalam suatu komunitas
adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah
bila komunitasmenjadi lebih stabil.Gangguan parah penurunan
yang nyata dalam keragaman. Keragaman
yang besar mencirikan ketersediaan sejumlah besar ceruk
(Oka, 1995).
(Oka, 1995).
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya alam yang akan memberikan
manfaat-manfaatnya (Umar, 2013), sebagai berikut :
a. Pemanfaatan
untuk kepentingan konsumsi
Meliputi
kegiatan pemanfaatan sumberdaya secara langsung yang bersifat nin komersial,
jenis pemanfaatan ini dapat menawarkan jaminan keamanan ingkungan dan tidak
ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya.
b. Pemanfaatan
untuk kepentingan produksi
Jenis
pemanfaatan ini lebih bersifat komersial yang sering tidak mencerminkan sifat
keberlanjutan. Pemanfaatan ini meliputi kegiatan pariwisata, karena banyak
habitat alam memiliki nilai keindahan dan rekreatif yang tinggi.
c. Pemanfaatan
untuk kepentingan non konsumtif
Populasi merupakan kelompok individu
suatu jenis makhluk yang tergolong dalam satu spesies (atau kelompok lain yang
dapat melangsungkan interaksi genetik dengan
jenis yang bersangkutan), dan pada suatu waktu tertentu menghuni suatu wilayah
atau tata ruang tertentu
(Tarumingkeng, 1992).
(Tarumingkeng, 1992).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini diantaranya yaitu pinset, botol sampel, dan sweeping net.
III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu alkohol 70 % dan serangga.
III.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam percobaan ini
sebagai berikut:
III.3.1 Cara pengambilan sampel :
1.
Lokasi
dipilih pada padang rumput yang ada di sekitar kampus, kemudian lakukan
penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net.
2.
Ayungkan
ke kiri dan ke kekanan sweeping net di permukaan padang rumput, setiap
melangkah 1 kali ayunkan, dilakukan 10 kali ayunan (10 langkah) kedepan lalu
berbalik dan kembali sweeping net diayunkan sebanyak 10 kali (10 langkah).
3.
Sweeping
net digulung agar serangga tidak lepas, kemudian serangga dimasukkan kedalam
botol sampel kemudian botol diisi alkohol 70% yang berfungsi untuk membunuh
sampel yang telah diperoleh.
4.
Lakukan
penjaringan serangga dengan Sweeping net sebanyak 10 kali pada lokasi yang
berbeda di padang rumput.
III.3.2 Cara kerja di laboratorium :
1.
Sampel diambil
dan dituangkan ke dalam wadah dan secara acak diambil satu persatu dengan
pinset.
2.
Usahakan
serangga yang tadi diambil satu per satu secara acak.
3.
Serangga
no.1 diamati, kemudian pada lembar kerja berilah tanda + , kemudian serangga
no.2 diambil dan diletakkan berdampingan dengan serangga no.1 dan amati. Jika
serangga no.2 berbeda dengan no.1 beri tanda + pada lembar kerja, tetapi
apabila sama, maka beri tanda 0 pada lembar kerja.
4.
Masukkan
serangga no.1 kembali kedalam botol yang lain, kemudian lanjutkan pengamatan
dengan mengambil sampel no.3, lakukan seperti point 7 sampai semua sampel
teramati.
5.
Perhatikan
bahwa tiap serangga yang diambil hanya dibandingkan dengan hewan sebelumnya.
6.
Setelah
selesai pengamatan sampel, lakukan perhitungan indeks keanekaragaman atau
indeks diversitas (ID) Kennedy :
ID
Kennedy = Jumlah tanda + / Jumlah spesimen
7. Lakukan pengamatan beberapa kali dan
diambil harga rata-ratanya.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P.
V., Jackson, R. B., 2003,, Biologi
Edisi Kelima Jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Heddy, Suwasono,
1986, Pengantar Ekologi, CV
Rajawali, Jakarta.
Kusmana,
C., 2008, Keanekaragaman Serangga
Tanah Dan Perannya Pada Komunitas Rhizophora Spp Di Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai, Sulawesi Tenggara, http://repository.usu.ac.id, diakses pada
tanggal 24 April pukul 20.34 WITA, Makassar
Odum, E., 1998, Dasar-Dasar Ekologi,
Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.
Oka,
I. N., 1995, Pengendalian Hama
Terpadu dan Implementasinya di Indonesia, Universitas Gadja Mada-Press,
Yokyakarta.
Resosoedarmo, 1993, Polusi Domestik dan Kualitas Air,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tarumingkeng,
1992, Dinamika Populasi Serangga,
Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Surabaya.
Umar, M. R.,
2013, Penuntun Praktikum Ekologi Umum,
Universitas Hasanuddin,
Makassar.
No comments:
Post a Comment