Search This Blog

Thursday, April 24, 2014

Laporan indeks keanekaragaman serangga di padang rumput

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN IX
INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA
DI PADANG RUMPUT

NAMA                       : KHAERUNNISA
NIM                            : H41113342
KELOMPOK            : VIII (DELAPAN) B
HARI/TANGGAL    : SELASA/ 18 MARET 2014
ASISTEN                   : RISPAH HAMZAH
SAKINAH JULIANTI

Description: F:\logo-unhas-warna.jpg


LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Komunitas yang mempengaruhi keanekaragaman yang tinggi lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh lingkungan.Jadi dalam suatu komunitas yang keanekaragamannya tinggi akan tejadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi, predasi dan kompetisi yang lebih kompleks (Umar, 2013).
Serangga tanah merupakan salah satu sumber daya yang ada di alam Indonesia.Kehadiran serangga tanah dibutuhkan karena kemampuannya dalam menghancurkan dan menguraikan bahan organik.Serangga tanah ternyata memiliki keanekaragaman yang tinggi, begitu juga di hutan mangrove, sehingga menjadi sangat menarik dan bermanfaat untuk dikaji lebih lanjut dengan mengaitkan peran serangga tanah itu sendiri (Kusmana, 2008).
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk dapat menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas, sangat diperlukan pengetahuan / keterampilan dalam melakukan identifikasi hewan. Pada dasarnya, jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan daerah temperatur dan daerah  yang beriklim dingin (Umar, 2013).
Dengan menggunakan indeks Kennedy, kita akan mengetahui penggunaan indeks keanekaragaman makhluk hidup. Pengukuran ini akan dilakukan dari beberapa serangga yang ditangkap. Ada beberapa faktoryang dapat mempengaruhi populasi di suatu daerah. Kita akan membahasnya satu persatu dan membuktikan dugaan keanekaragaman dalam suatu populasi yang ada pada suatu areal (Surya,2012).
Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman suatu komunitas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui keanekaragaman serangga di padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.

I.2 Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy
2.      Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
            Percobaan mengenai indeks keanekaragaman serangga di padang rumput dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2014, pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel dilakukan pada hari Selasa, 25 Maret 2014, pukul 05.30 – 08.00 WITA, bertempat di Danau Universitas Hasanuddin.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi adalah kajian mengenai  interaksi timbal-balik jasad individu, diantara dan didalam populasi spesies yang sama, atau diantara komunitas populasi yang berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan tempat hidup jasad, populasi atau komunitas
(Heddy, 1986). 
Indeks keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan spesies dalam komunitas. Keanekaragaman spesies terdiri dari 2 komponen yakni (Heddy, 1989), sebagai berikut :
1.      Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies.
2.      Kesamaan spesies. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan spesies itu (jumlah individu, biomassa, penutup tanah, dsb) tersebar antara banyak spesies.
Perlakuan atau penyebaran populasi adalah gerakan individu-individu atau anak-anaknya ke dalam atau keluar populasi atau daerah populasi.Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu emigrasi-gerakan keluar satu arah, imigrasi-gerakan ke dalam satu arah, dan migrasi-berangkat (pergi) dan datang (kembali) secara periodik membantu mortalitas dan natalitas di dalam memberi wujud bentuk pertumbuhan dan kepadatan populasi (Odum, 1998).
Sebuah populasi merupakan sebuah antitas yang lebih abstrak dibandingkan dengan suatu organisme atau suatu sel namun populasi memiliki suatu kumpulan karakteristik yang hanya berlaku bagi tingkat organisme biologi tersebut. Kita dapat membayangkan sebuah populasi sebagai individu-individu yang terdiri dari spesies tunggal yang secara bersama-sama menempati suatu luas wilayah yang sama. Pada saat tertentu setiap populasi memiliki batas geografi dan juga ukuran populasi atau jumlah individu yang yang dickupnya. Dan batas suatu populasi merupakan batas alamiah dan juga karakteristik putus setiap populasi adalah kepadatannya dan penyebarannya (Campbell, dkk., 2004).
Indeks keragaman jenis merupakan parameter yang sangat banyak digunakan untuk membandingkan data komunitas tumbuhan terutama untuk mempelajari pengaruh dari gangguan faktor biotik atau untuk mengetahui tingkat tahapan suksesi dan kestabilan dari komunitas tumbuhan.Keragaman jenis dihitung dengan menggunakan indeks keragaman jenis yang merupakan perbandingan antara jumlah dari jenis dan nilai penting atau jumlah atau biomassa atau produktivitas dari individu-individu (Umar, 2013).
Peningkatan populasi yang tinggi akan menimbulkan persaingan (kompetisi). Kompetisi ini selanjutnya berakibat dalam waktu yang singkat akan menimbulakan efek ekologi dan dalam jangka waktu yang lama akan meninbulkan efek atau akibat evolusi. Perlu diketahui bahwa kompetisi membangkitkan daya juang untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tentunya yang kuat akan menang (survive) dari populasi yang lemah. Kalau hal ini berlangsung singkat, ekologinya dapat berupa (Resosoedarmo, 1990) :
1.      Kelahiran, kelangsungan hidup dan pertumbuhan populasi akan terganggu.
2.      Terjadi emigrasi atau perpindahan populasi.
3.      Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga  keanekaragaman ini saling terkait dan tidak terpisahkan,maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati.
4.      Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem.
5.   a. Keanekaragaman jenis
Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya, makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta  interaksinya dengan makhluk lain. Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya serta burung yang bersarang di dalamnya.
b. Keanekaragaman genetis/gen/genetika
Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu. Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda). Misal : rasa manis dan asam pada mangga warna kuning, merah dan putih pada biji jagung.
Serangga memiliki potensi biotik sangat besar menyebabkan pertambahan jumlah indidvidu dalam populasi sangat besar pula.Sedangkan daya dukung lingkungan yakni ruang dan makanan tetap sehingga pada suatu saat daya dukung tersebut tidak dapat lagi menunjang besarnya populasi.Keadaan seperti ini menyebabkan tercapainya titik kejenuhan (carrying capacity) populasi. Pada keadaan tersebut kecepatan tumbuh populasi akan mencapai puncaknya , karena besarnya populasi tidak lagi diimbangi oleh daya dukung lingkungan yang nantinya akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan populasi selanjutnya. Faktor tersebut ditulis sebagai (K – N) / K, sehingga persamaan pertumbuhan populasi pada lingkungan terbatas mengikuti persamaan yang diturunkan oleh Verhulst – Pearl yaitu (Tarumingkeng, 1992), sebagai berikut:
Nt = No. er (K – N)t atau dN/dt = r N (K –N)
Dimana, saat itu baik ruang dan makanan maupun lingkungan fisik atau non fisik yang biasa disebut hambatan lingkunganakan menjadi faktor penghambat tumbuh dan berkembangnya populasi serangga, sehingga populasi akan menurun. Jika keadaan lingkungan kembali membaik, dalam hal ini makanan tersedia kembali dan ruang gerak memungkinkan serta faktor non fisik lainnya seperti musuh-musuh alami tidak menjadi penghambat (populasi rendah) maka populasi populasiakan meningkat kembali, demikian seterusnya sehingga populasi akan selalu berada disekitar garis keseimbangan populasi (Tarumingkeng, 1992).
Jumlah dan jenis serangga akan semakin meningkat pada komunitas yang memiliki kuantitas dan kualitas pakan yang sesuai dengan kebutuhan serangga.  Antara vegetasi dan serangga terjadi hubungan yang dapat menstabilkan ekosistem hutan.  Bila salah satu komponen terganggu maka akan mempengaruhi keberadaan komponen lainnya.  Hal ini berarti bahwa serangga berperan penting dalam proses suksesi dan menjaga kestabilan ekosistem hutan.  Berdasarkan Keppres RI No. 52 Tahun 1989 salah satu fungsi pokok dari kawasan Tahura Sultan Adam adalah sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Kusmana, 2008).
Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keanekaragaman. Jumlah spesimen dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitasmenjadi lebih stabil.Gangguan parah penurunan yang nyata dalam keragaman.  Keragaman yang besar mencirikan ketersediaan sejumlah besar ceruk
(Oka, 1995).
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya alam yang akan memberikan manfaat-manfaatnya (Umar, 2013), sebagai berikut :
a. Pemanfaatan untuk kepentingan konsumsi
    Meliputi kegiatan pemanfaatan sumberdaya secara langsung yang bersifat nin komersial, jenis pemanfaatan ini dapat menawarkan jaminan keamanan ingkungan dan tidak ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya.
b. Pemanfaatan untuk kepentingan produksi
     Jenis pemanfaatan ini lebih bersifat komersial yang sering tidak mencerminkan sifat keberlanjutan. Pemanfaatan ini meliputi kegiatan pariwisata, karena banyak habitat alam memiliki nilai keindahan dan rekreatif yang tinggi.
c. Pemanfaatan untuk kepentingan non konsumtif
Populasi merupakan kelompok individu suatu jenis makhluk yang tergolong dalam satu spesies (atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan), dan pada suatu waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu
(Tarumingkeng, 1992).







BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu pinset, botol sampel, dan sweeping net.

III.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu alkohol 70 % dan serangga.

III.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam percobaan ini sebagai berikut:
III.3.1 Cara pengambilan sampel :
1.         Lokasi dipilih pada padang rumput yang ada di sekitar kampus, kemudian lakukan penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net.
2.         Ayungkan ke kiri dan ke kekanan sweeping net di permukaan padang rumput, setiap melangkah 1 kali ayunkan, dilakukan 10 kali ayunan (10 langkah) kedepan lalu berbalik dan kembali sweeping net diayunkan sebanyak 10 kali (10 langkah).
3.         Sweeping net digulung agar serangga tidak lepas, kemudian serangga dimasukkan kedalam botol sampel kemudian botol diisi alkohol 70% yang berfungsi untuk membunuh sampel yang telah diperoleh.
4.         Lakukan penjaringan serangga dengan Sweeping net sebanyak 10 kali pada lokasi yang berbeda di padang rumput.

III.3.2 Cara kerja di laboratorium :
1.      Sampel diambil dan dituangkan ke dalam wadah dan secara acak diambil satu persatu dengan pinset.
2.      Usahakan serangga yang tadi diambil satu per satu secara acak.
3.      Serangga no.1 diamati, kemudian pada lembar kerja berilah tanda + , kemudian serangga no.2 diambil dan diletakkan berdampingan dengan serangga no.1 dan amati. Jika serangga no.2 berbeda dengan no.1 beri tanda + pada lembar kerja, tetapi apabila sama, maka beri tanda 0  pada lembar kerja.
4.      Masukkan serangga no.1 kembali kedalam botol yang lain, kemudian lanjutkan pengamatan dengan mengambil sampel no.3, lakukan seperti point 7 sampai semua sampel teramati.
5.      Perhatikan bahwa tiap serangga yang diambil hanya dibandingkan dengan hewan sebelumnya.
6.      Setelah selesai pengamatan sampel, lakukan perhitungan indeks keanekaragaman atau indeks diversitas (ID) Kennedy :
ID Kennedy = Jumlah tanda + / Jumlah spesimen
7.      Lakukan pengamatan beberapa kali dan diambil harga rata-ratanya.

           






DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R. B., 2003,, Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Heddy, Suwasono, 1986, Pengantar Ekologi, CV Rajawali, Jakarta.
Kusmana, C., 2008, Keanekaragaman  Serangga Tanah Dan Perannya Pada Komunitas Rhizophora Spp Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara, http://repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 24 April pukul 20.34 WITA, Makassar
Odum, E., 1998, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Oka, I. N., 1995, Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia, Universitas Gadja Mada-Press, Yokyakarta.

Resosoedarmo, 1993, Polusi Domestik dan Kualitas Air, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tarumingkeng, 1992, Dinamika Populasi Serangga, Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Surabaya.

Umar, M. R., 2013, Penuntun Praktikum Ekologi Umum, Universitas          Hasanuddin, Makassar.


















No comments: